Selain Bung Karno, Pelanggan Warung Nasi Bu Eha adalah Orang Belanda

Facebooktwitteryoutubeinstagramby feather

Wisata kuliner menjadi oase terdekat bagi saya jika sedang bertugas ke luar kota. Hanya menyelipkan waktu sedikit dari agenda kerja, sudah bisa mengendurkan syaraf. Kali ini, Warung Nasi Bu Eha yang jadi tujuan utama saat ke Bandung.

Acara kantor baru akan mulai loading sore hari. Dari Jakarta sudah memperkirakan untuk makan siang di Bandung. Dari banyak pilihan kuliner, kami tertarik mencoba Warung Nasi Bu Eha. Point pentingnya karena warung makan ini menjadi langganan Bung Karno, Presiden Pertama Republik Indonesia.

Baca Juga: Mengenal Manfaat Ayam Batu Bara Gaaram Yang Baru Buka Di Green Pramuka

Hal menarik lainnya adalah tempat makannya yang di tengah pasar. Bukan pasar modern tetapi ini adalah pasar tradisional. Bahkan, akhir-akhir ini terus bermunculan tempat makan di dalam Pasar Cihapit.

Menurut saya, fenomena kuliner di dalam pasar tak lepas dari kehadiran Warung Nasi Bu Eha yang telah melayani pelanggannya sejak 1947. Namun, menurut penuturan Ibu Eha sendiri, lokasi pertama warung nasinya bukan di dalam Pasar Cihapit tetapi di lapangan belakang pasar.

Ibu Enok, ibunya Bu Eha, adalah orang pertama yang membuka warung nasi di tahun 1947. Yang menarik, pelanggan pertamanya adalah orang Belanda yang terlibat dalam Agresi Militer Belanda pertama. Maka tidak heran, menu yang tersaji hanya bistik, setup, dan sop. 

Baca Juga: Gerebek Sekeluarga Karena Penasaran Menu Bavarian Haus

Saat Ibu Enok membuka warung, Bu Eha sedang berada di Yogyakarta. Baru di tahun 1949 dia pulang ke Bandung meneruskan bisnis ibunya. Perlahan menu makanannya berubah dan berkembang. Saat ini, yang paling diburu adalah gepuk, perkedel daging cincang dan soto Bandung.

Dalam perjalanannya, olahan masakan Bu Eha menarik perhatian Bung Karno dan keluarganya. Bung Karno beberapa kali ke warung ini, juga istri dan anaknya. Anak Bung Karno yang suka makan di sini adalah Guntur (Mohammad Guntur Soekarnoputra, anak pertama Soekarno dan Fatmawati) dan Guruh (Mohammad Guruh Irianto Soekarnoputra, anak bungsu Soekarno dan Fatmawati).

Setelah Bung Karno meninggal, istrinya yang bernama Hartini (Hartini Chandrawinata, istri keempat Soekarno) pindah ke Jalan Anggrek, Kota Bandung. Lokasi rumahnya dekat dari sini, tidak lebih dari 4km. Tak heran Hartini dan keluarga sering makan di warung.

Bu Eha yang bernama lengkap Hj Djulaeha masih aktif dan setia melayani pelanggannya di usia 93 tahun. Setidaknya saat kami datang di hari Kamis, 6 April 2023. Waktu yang tepat untuk datang sekitar pukul 09.00-10.00 pagi, menu masih lengkap. Karena kami datang pas makan siang, jadi ada banyak yang sudah habis.

Baca Juga: Resep Macaroni Schotel Warisan Oma

Alamat lengkapnya di dalam Pasar Cihapit, Jl. Cihapit No.8A, Cihapit, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40114. Jam buka: 06.00-15.00 WIB.

Di sekitar Warung Nasi Bu Eha, masih di dalam pasar, ada lapak kuliner lain yang bisa menjadi target berikutnya. Berikut adalah pilihan tempat makanya, “Bakmie Feng” yang berada di Blok B9-B10. Kemudian ada “Konklusi Kitchen” yang menawarkan menu Dynamite Chicken Rice Bowl, Gentarou’s Gyoza, Seasonal Gyoza/Dumpling, Crispy Nori Tempura, dan Creamy Mango Dessert.

Kemudian ada “Ayam Pedas Tjihapit” dengan menu Ayam Pedas dan Nasi, Kulit Crispy Khas Tjihapit, serta ekstra Telur, Tahu, dan Nasi. Masih ada yang namanya “Nasi Telur Sumber Rezeki” yang berlokasi di lorong pasar. Untuk penggemar makanan Vietnam ada “Mister Pho.”

Ini makanan yang kami santap di Warung Nasi Bu Eha, Bandung.
Facebooktwitterby feather
wawan
Tanpa rokok, kopi saya menenteramkan nalar dan hati. Sembari terus menggulat di bidang komunikasi. Dulu menulis, lalu belajar fotografi dan kini bermain dengan videografi. Semua dijalani karena panggilan dan semangat berbagi. Terima kasih untuk atensinya, Tuhan memberkati.
https://www.onetimes.id

Leave a Reply

Top