Mendekap rindu dengan pergi ke Yogyakarta punya kesan khusus bagi banyak keluarga. Jika masih ada keluarga yang bingung mau berwisata ke mana, mungkin Agrowisata Bhumi Merapi menjadi jawabannya. Agrowisata Bhumi Merapi yang terletak di Jl. Kaliurang Km 20 itu merupakan destinasi yang memadukan spot foto dan wisata edukasi. Siapa pun yang datang tidak sekadar foto cantik atau foto ganteng untuk bahan mejeng di media sosial. Mereka juga ditawarkan pengetahuan untuk mengenal tanaman dan hewan melalui pengalaman perjumpaan. Baca Juga: Mengunjungi Museum Yang Pemiliknya Membuat Istana Presiden Di IKN Tempat wisata senyatanya sudah ada sejak 2015. Namun, tampaknya pengelola terus melakukan pengembangan untuk mengakomodasi kebutuhan wisatawan. Saat kami datang di Oktober 2021, ada area terbilang baru untuk spot foto. Dan terus berkembang sampai sekarang. Areanya memang luas. Parkir yang kerap
Headline
Mengunjungi Museum yang Pemiliknya Membuat Istana Presiden di IKN
Menikmati seni seperti menelanjangi diri sendiri. Satu sisi merasa indah tapi juga malu, tetapi itulah realitas. Dari sanalah kita belajar banyak. Kali ini, karya seni yang saya nikmati ada di NuArt Sculpture Park, Bandung. NuArt Sculpture Park dimiliki oleh pematung sohor kebanggaan Tanah Air, yakni I Nyoman Nuarta. Bagi banyak orang, dia bukanlah orang asing. Seniman ini lahir di Kabupaten Tabanan Bali, 14 November 1951. Baca Juga: Rumah Inggit Garnasih: Arti Nama Inggit Dan Kisah Cintanya Dengan Soekarno Salah satu bagian utama NuArt Sculpture Park adalah Museum & Gallery. Di salah satu sudut museum disebutkan, Museum Nuarta adalah sebuah museum untuk pewacanaan. Sebagai orang Bali dan tumbuh dalam tradisi Bali, namun patung Nyoman di museum ini bukanlah patung tradisional Bali. Juga bukan patung modern. Nyoman Nuarta berkenalan dengan
Habis Misa di Bandung Laper, Langsung Ngafe di Kopi Purnama
Kerja sambil jalan-jalan, menjadi lengkap saat menyatukan hati dalam Perayaan Ekaristi. Sabtu sore, saat pekerjaan beres kami bergegas ke Gereja Katolik Santo Paulus di Jl. Moch. Toha, Bandung, Jabar. Inilah kali pertama kami misa di Gereja yang berdasarkan buku babtis sudah berdiri sejak 1939. Misa mulai jam 17.00 dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Maklum saat itu masih pandemi, tepatnya pada tanggal 9 Juli 2023. Baca Juga: Di Sela Kerja, Bisa Kabur Keliling Dan Kulineran Di Bangka Selesai misa saya menemui Boni, teman saya, yang bekerja di gereja. Setelah basa-basi sebentar, melucurlah pertanyaan paling mendasar, “Laper nih, yuks cari tempat makan yang punya kopi enak.” Seolah tampa berpikir panjang, Boni langsung mengajak kami ke “Kopi Purnama.” Info awal, Kopi Purnama yang beralamat di Jl. Alkateri No.22, Braga itu merupakan salah
Rumah Inggit Garnasih: Arti Nama Inggit dan Kisah Cintanya dengan Soekarno
Soekarno sebagai proklamator sudah selesai. Namun, mengulik kisah cintanya seperti tidak berujung. Kali ini, saya berkunjung ke Rumah Inggit Garnasih di Bandung, sekaligus mendengar bagaimana peran istri kedua Soekarno itu dalam sejarah bangsa Indonesia. Pada Kamis, 6 April 2023, saya menjejak kaki di halaman rumah yang beralamatkan Jalan Ciateul No.8 Bandung, Jawa Barat. Namun, sejak November 1997 Jalan Ciateul berganti nama menjadi Jalan Inggit Garnasih. Bertepatan dengan pemberian Tanda Kehormatan 'Bintang Mahaputera Utama' kepada Inggit Ganarsih pada tanggal 10 November 1997. Baca Juga: Wisata Sejarah Fort San Pedro Filipina Bandung hari itu begitu terik dan warganya sibuk dengan ragam aktivitas. Rasa itu langsung sirna saat masuk ke rumah Inggit. Hawa sejuk begitu dominan di rumah bergaya Belanda itu. Seakan ranting rindang pepohanan melindungi siapa saja yang datang dari
Selain Bung Karno, Pelanggan Warung Nasi Bu Eha adalah Orang Belanda
Wisata kuliner menjadi oase terdekat bagi saya jika sedang bertugas ke luar kota. Hanya menyelipkan waktu sedikit dari agenda kerja, sudah bisa mengendurkan syaraf. Kali ini, Warung Nasi Bu Eha yang jadi tujuan utama saat ke Bandung. Acara kantor baru akan mulai loading sore hari. Dari Jakarta sudah memperkirakan untuk makan siang di Bandung. Dari banyak pilihan kuliner, kami tertarik mencoba Warung Nasi Bu Eha. Point pentingnya karena warung makan ini menjadi langganan Bung Karno, Presiden Pertama Republik Indonesia. Baca Juga: Mengenal Manfaat Ayam Batu Bara Gaaram Yang Baru Buka Di Green Pramuka Hal menarik lainnya adalah tempat makannya yang di tengah pasar. Bukan pasar modern tetapi ini adalah pasar tradisional. Bahkan, akhir-akhir ini terus bermunculan tempat makan di dalam Pasar Cihapit. Menurut saya, fenomena kuliner di
Bangga Buatan Indonesia Di Tengah Perang Produsen AMDK
Pantry menjadi satu tempat tujuan pertama saya ketika masuk kantor. Kali ini ada yang berbeda di pantry. Warna galon air yang biasa nangkring di atas dispenser tidak seperti biasanya. "Bos udah perintahkan ganti merk," saut office boy kantor yang melihatku kaget. Seorang rekan kerja menimpali, "Kata Bos, galon yang sebelumnya mengandung BPA. Bahaya untuk kesehatan. Lagian yang baru lebih murah. Itu katanya loh ya." Baca Juga: Beli Jualan Teman Ternyata Dongkrak Ekonomi Nasional Saya sejenak berpikir, ternyata perang iklan yang dilancarkan produsen Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) beberapa waktu belakangan mulai berimbas ke hidup saya. Karena untuk air minum di rumah, saya pakai air rebusan atau hasil filtrasi tanpa dimasak. Isu galon dalam AMDK ini mengangkat kembali pertanyaan besar dalam diri saya, terkait konten iklan atau anjuran di produk AMDK. Dalam petunjuk penyimpanan,
Mengenal Manfaat Ayam Batu Bara Gaaram yang Baru Buka di Green Pramuka
Dunia sedang dirundung oleh isu kerusakan lingkungan. Salah satu yang dijadikan kambing hitam adalah penggunaan batu bara. Anehnya, batu bara justru ngetren untuk campuran makanan. Loh?!?!?!!? Semuanya gegara saat saya diajak Sally Sutjiati untuk nyobain menu Gaaram di Green Pramuka Square Mall, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Ia beli franchise atau waralaba Gaaram dan secara resmi buka hari ini, Jumat, 12 November 2021. Baca Juga: Gerebek Sekeluarga Karena Penasaran Menu Bavarian Haus Outlet Gaaram di Green Pramuka Square Mall, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Sally mengaku tidak sembarangan ambil waralaba. “Lidah gue termasuk rewel. Mudah enek kaluu gak pas bumbunya. Tetapi saat nyobain menu Gaaram, rasanya enak,” akunya. Menu yang membuatnya jatuh cinta dengan Gaaram adalah rasa ayam dan nasi jeruknya. “Nasi jeruknya enak banget. Menurut saya, ini pas untuk selera gue.” Menu andalan
Covid-19 Tunjukkan Bahwa Kebutuhan Primer itu Rumah, Bukan Boba
Pangan, sandang, dan papan yang dirangkum sebagai kebutuhan primer sudah tak asing terdengar. Sejak kecil, orang tua dan guru selalu mengingatkan betapa pentingnya kita memenuhi 3 kebutuhan mendasar tersebut. Namun, semakin umur bertambah kebutuhan tersebut tak otomatis dapat dipenuhi. Terutama kebutuhan akan papan, alias rumah. Sebagai bocah Sekolah Dasar, waktu itu saya berpikir bahwa kebutuhan dasar sudah otomatis melekat atau dimiliki oleh setiap orang. Jika tidak terpenuhi, artinya orang tersebut mati atau tidak hidup dengan layak. Orang tidak bisa makan, akan mati. Orang tidak bisa berpakaian, akan membuat malu diri sendiri, orang lain, dan menjadi risi bagi siapapun yang melihatnya. Orang tidak punya rumah? Jawabannya, banyak! Artinya, banyak orang hidup dengan tidak layak. Data Badan Pusat Statistik tahun 2019 menyebutkan, persentase rumah tangga di DKI Jakarta tinggal di rumah sendiri sebanyak
Tanpa Menginap, Kita Bisa Wisata Rusa di Hotel Rancamaya
Matahari melepas kehangatan yang memberi semangat di pagi itu. Hari yang cocok untuk merengkuh semangat baru. Namun jangan lupa, selalu memakai masker. Virus mengintai siap menghancurkan niat baik kita untuk relaksasi dari kepenatan pembatasan sosial. Tepat pukul 09.00, 14 Juli 2020, kami sekeluarga memacu kendaraan menuju R Hotel Rancamaya. Dari Kelapa Gading kami menyusuri Jalan Yos Sudarso, Jalan Jenderal Ahmad Yani, menuju pintu tol Cawang untuk masuk Tol Jagorawi. Kenapa tidak masuk Tol Wiyoto Wiyono di depan Artha Gading? Jawabannya, hemat Rp 10.000, hehehe Hari itu, kami bisa berkendara maksimal 100km/ jam. Satu mobil dengan lainnya bisa menjaga jarak aman, sekitar 70-100 meter. Alhasil, 50 menit kemudian kami sampai di exit tol Ciawi. Artinya R Hotel Rancamaya yang berjarak sekitar 62 km dari Jakarta sudah tidak jauh lagi. Baca
Gerebek Sekeluarga Karena Penasaran Menu Bavarian Haus
Sudah 5 bulan kami taat untuk tidak bepergian, kecuali untuk keperluan dapur dan pekerjaan. Namun akhirnya di era new normal kami meregangkan kaki ke Puncak. Salah satu tujuannya kuliner di Bavarian Haus Bratwurst ‘n Grill. Kami mencoba mengikuti protokol kesehatan. Caranya adalah dengan selalu menggunakan masker, mencuci tangan/ menggunakan hand sanitizer setelah memegang sesuatu terlebih uang, dan menjaga jarak yakni pergi di weekdays. Hari itu, 7 Juli 2020, kami bertolak dari Jakarta ke Puncak. Tujuan pertama kami adalah hunting tanaman hias. Maklum musim pandemi kami banyak terbenam dalam hobi berkebun. Saya sendiri yang dari dulu suka bercocok tanam, semakin semangat karena saudara dan teman ikutan hoby yang menyegarkan ini. Baca Juga: Resep Macaroni Schotel Warisan Oma Baca Juga: Inilah Kuliner Legendaris Bantul Versi Pemda Bantul Baca Juga: Ramen