Indonesia sebagai negara kepulauan menawarkan pemandangan yang menggoda. Dalam satu pulau, kita bisa melepas penat dengan berlarian di pantai, menyapa ratusan ikan dan gugusan terumbu karang, sampai menikmati pemandangan dari atas bukit/ gunung. Keunikan wisata ini menjadi salah satu pemersatu antara saya dengan isteri. Jika ada waktu libur yang cukup senggang, kami akan memilih untuk wisata pulau. Salah satu travelling yang cukup berkesan adalah saat berkunjung ke Pulau Karimunjawa beberapa tahun yang lalu. Untuk ke sana, kami memilih menggunakan jalur darat. Dari jakarta kami naik kereta api dengan jurusan Stasiun Gambir - Stasiun Semarang Tawang, Jawa Tengah. Ini adalah kali pertama saya naik kereta siang hari melewati jalur utara. Ternyata, perjalanan menuju kota yang oleh Belanda dijuluki Veneti
Tag: wisatajateng
Misteri Bunker dan Kamar Nonik Ratusan Tahun di Lasem
Saya senang dengan budaya dan kesenian. Rumah kuno yang terawat, apalagi dengan bawaan aslinya, bagi saya warisan budaya dan kesenian yang lengkap. Di sanalah tergurat filosofi, budaya, kesenian, cara hidup, nilai dan norma bahkan ada "sesuatu" yang dapat dirasakan secara naluri. Rumah Merah Lasem adalah salah satu rumah kuno yang berhasil menggeret saya masuk pada Mei 2019. Saya bersama keluarga berkesempatan mengunjungi Rumah Merah yang beralamat di Jalan Karangturi No.4/7, Karangturi, Lasem, Jawa Tengah pada Mei 2019 silam. Bagian depan Rumah Merah Lasem atau sekarang disebut Tiongkok Kecil Heritage. Warna merah sudah membuatnya mentereng dari lingkungan sekitar. Belum lagi, 2 pilar di depan rumah yang begitu megah. Kayu-kayu jati tampak bergurat asli, menjadi saksi bisu kedatangan bangsa China di tanah Jawa. "Rumah ini bergaya
Catatan Sejarah Klenteng Tertua di Jawa Justru Ada di Belanda
Mendadak mata begitu berat. Pundak lemah tak berdaya. Di ujung gedung bertingkat itu, perlahan mentari menampakkan dirinya. Kembali tubuh merasakan ketidakberdayaan. Kini kaki kanan yang tampak menyerah walau sekadar mempertahankan posisi rem. Sesaat saya menyadari, saat ini seharusnya saya mengolet dan memanjakan diri di atas kasur. Tapi nyatanya, saya berada di daerah Bekasi, Jalan Tol Capek, dan sudah berkendara di belakang kemudi selama 2 jam. Kami memutuskan untuk berlibur sejenak saat Bulan Ramadhan memasuki hari ketujuh. Sabtu subuh berangkat ke Lasem, dan kembali ke Jakarta keesokan harinya. Inilah cara kami rehat di luar waktu libur. Alasannya sederhana, yakni menghindari kemacetan dan biaya tinggi, khususnya tarif hotel dan tempat-tempat wisata. Secara umum, perjalanan darat Jakarta menuju kota yang masuk Kabupaten Rembang cukup lancar. Sebagian
Cerita Batik Tiga Negeri: Pewarnaan dari 3 Kota, Seharga 2 Sapi, sampai Merah Darah Ayam
Hari semakin senja, badan terasa begitu lepek. Apalagi seharian perjalanan dari Jakarta, belum juga melepas lelah. Ditambah dengan udara kersang khas Pantura. Sisa energi yang ada, dipakai untuk menyalurkan rasa penasaran pada Batik Lasem di Tiongkok Kecil Heritage, Lasem, Jawa Tengah. Batik sendiri telah menjadi identitas asli Indonesia. Bahkan telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009. Yang menarik, Batik Lasem sangat kental dengan sentuhan budaya Tiongkok. Hal ini tidak mengherankan, karena menurut catatan National Geographic Indonesia, pada abad 19 sampai awal abad 20 Lasem menjadi tempat jumlah etnis Tionghoa terbesar ketiga setelah Batavia dan Semarang. Nenek moyang mereka datang dari pesisir pantai selatan Tiongkok yakni Fujian dan Guangdong. Sejarah yang dicatatkan kembali
Mau Ngeteng Ke Karimunjawa, Ikuti Perjalanan Kami!
Wisata pulau menjadi kegemaran kami. Jiwa tidak saja dimanjakan oleh indahnya landscape, tapi wisata ini juga membawa jatidiri bangsa sebagai negara kepulauan. Salah satu obyek yang menarik dijelajahi adalah Kepulauan Karimunjawa. Ada banyak cara menuju kepulauan yang terletak di Pulau Jawa ini. Kami memilih ngeteng, atau menggunakan beberapa moda transportasi. Dari Jakarta moda yang dipilih adalah kereta api menuju Kota Semarang. Perjalanan kereta ke Semarang memiliki landscape berbeda kalau kita menuju ke Yogyakarta. Kalau menuju Kota Lumpia kita disajikan pemandangan pantai dan laut di pesisir utara Jawa, sedangkan kalau ke Yogyakarta kita kerap menjumpai gugusan pegunungan dengan hamparan sawah di sisi selatan Jawa. Dengan catatan: kita memilih jalan di pagi/ siang hari! Selepas makan siang kami sampai di Stasiun Semarang Tawang. Kami dijemput oleh